Kamis, 17 April 2014

LIBURAN DI PANTAI ANYER (PETA Pantai Anyer)


Perjalanan panjang dalam menaklukkan Pantai Anyer.

31 Desember 2002
Liburan akhir tahun 2002 kami menyusun rencana pergantian akhir tahun bersama teman - teman dengan menikmati indahnya pantai Anyer, waktu itu saya masih tinggal di Tangerang, jadi jarak tempuh menuju pantai anyer tidaklah terlalu jauh.

Pukul 19.00 kami berangkat menuju Anyer, sepanjang perjalanan suasana sangat ceria, sebab perjalanan kami kali ini secara rombongan, selain teman kerja di PT Tirta Intimizu Nusantara kami juga mengajak teman-teman kampung Bojong Cikupa.

Perjalanan melewati Cikupa, Balaraja, dan Serang lancar terkendali sehingga kami dan teman-teman optimis liburan kali ini akan berjalan mulus tanpa halangan.
Namun memasuki kota Cilegon firasat kurang baik mulai tercium, awalnya arus lalu lintas padat merayap, mobil yang kami naiki masih bisa melaju meskipun hanya pelan-pelan, akan tetapi lama-kelamaan tingkat kemacetan semakin parah sehingga mengakibatkan perjalanan berhenti total. kami terjebak dalam kemacetan, Meskipun demikian, rombongan kami masih optimis malam pergantian tahun baru masih bisa dinikmati di pantai Anyer, mengingat jarak antara Tangerang ke Anyer bila ditempuh perjalanan normal memakan waktu kurang lebih 1.5 jam, dan kemacetan ini memang sudah kami antisipasi, oleh karena itu kami berangkat lebih awal yakni pukul 19.00 wib.

Tebakan kami kami meleset! hingga pukul 00.00 wib kami masih terjebak dalam kemacetan, jadilah malam pergantian tahun baru kami nikmati bersama teman-teman diatas mobil di daerah sekitar pabrik baja PT Krakatau Steel Cilegon.
Menjelang subuh kami akhirnya tiba di Pantai Anyer. agak terasa hambar memang, mengingat tujuan kami ke pantai Anyer adalah untuk menikmati malam pergantian tahun baru, akan tetapi rencana yang kami susun secara rapi berantakan diakibatkan macet yang jauh diluar prediksi kami. lebih-lebih ketika memasuki kawasan pantai saya melihat pintu masuk bertuliskan "Pantai Cibeureum" bukan "Pantai Anyer" seperti yang saya bayangkan. Saya sempat kecewa karena saya pikir teman2 mengalihkan liburan ke Pantai lain, Selidik punya selidik, ternyata yang dimaksut pantai Anyer adalah jejeran pantai-pantai yang jumlahnya sangat banyak di sepanjang jalan raya Anyer. bukan satu spot lokasi.

29 Maret 2010
Posisi pekerjaan saya telah pindah, dan teman-teman yang satu rombongan waktu liburan di pantai Anyer sudah tidak tahu dimana rimbanya.
kebetulan saya waktu itu dapat tugas kerja berangkat dari kota Malang ke PLTU Suralaya daerah sebelah selatan pelabuhan Merak Banten.
Hasrat untuk kembali menaklukkan pantai anyer pun tiba-tiba bergelora kembali.
kami menyusun rencana, liburan sabtu minggu kami manfaatkan untuk cabut ke Pantai Anyer.

Hari sabtu-minggu tiba, saya berangkat bersama teman saya, kali ini hanya dua orang. dari PLTU Suralaya kami naik angkot menuju pelabuhan Merak, rencananya dari Merak naik angkot menuju Cilegon trus lanjut Anyer, tetapi sesampainya di Pelabuhan Merak, teman saya tiba-tiba ingin menyeberang ke Pulau Sumatera, jadilah rencana ke pantai Anyer gagal lagi. dan yang lebih parah lagi, alih-alih dapat liburan yang memberi kesan, saya dan teman saya malah terdampar di pulau sumetera tepatnya di terminal Kalianda dikarenakan kemalaman dan mobil angkutan umum sudah tidak ada yang lewat.

Nampaknya Pulau Sumatera sejauh ini kurang ramah dengan saya, sebab pada pertengahan April 2003 saya dan teman-teman juga sempat nyebrang ke sana, tapi baru nyampek Pelabuhan Bakahuni saya dan teman-teman langsung balik lagi lantaran serem ma tukang ojeknya yang nguber2 gak jelas.


12 Maret 2014.
Saya mendapatkan tugas lagi, dari kota Malang berangkat ke PLTU Suralaya untuk kegiatan diklat. Untuk episode kali ini saya malah berangkat sendirian, bahkan teman kerja dari unit lain tempat saya bekerjapun tidak ada yang diberangkatakan. hal ini mengakibatkan saya berfikir untuk liburan sabtu-minggunya tidak kemana-mana.

Hari sabtu-minggu tiba, seperti rencana, hari sabtu saya hanya berdiam diri di kamar. Rupanya terus berdiam diri di kamar sepanjang hari membuat saya merasa sangat bosan. hari minggu besoknya saya sudah tidak betah akhirnya saya pun memutuskan untuk melakukan petualangan seorang diri. dan lokasi yang dipilih, tentu saja.. Pantai Anyer.

PETUALANGAN DIMULAI
Hari minggu pagi saya berangkat naik angkot menuju Cilegon, dari Cilegon saya naik angkot menuju pantai anyer. sesampainya di Jalan Raya Anyer saya memutuskan turun di Pantai Pasir Putih 234. di sana saya menikmati indahnya Pantai Pasir putih Anyer 234. benar-benar happy dan kesan petualangannya sangat terasa.

Setelah puas menikmati Pantai Pasir Putih 234 perjalanan berlanjut ke Pantai Sambolo 1. di pantai ini jumlah pengunjung lebih ramai dibandingkan pantai Pasir Putih 234. nampak juga di deretan tempat parkir Bis-bis pariwisata dengan nopol dari luar kota banyak berjejer-jejer.

untuk melanjutkan petualangan saya, agar petualangan semakin lebih terasa, perjalanan selanjutnya saya tidak melewati jalan Raya Anyer karena ribet, mesti naik turun angkot, da gitu tiap masuk pantai mesti bayar, padahal denger-denger untuk masuk wilayah pantai-pantai yang ada di sepanjang jalan Raya Anyer tidak harus semuanya bayar tiket, banyak juga yang gratis. so saya memutuskan untuk berjalan kaki di sepanjang bibir pantai. lumayan ... da bisa menikmati perjalanan pantai yg indah da gitu gratis lagi. ya tentu saja gratis soalnya kalo lewat bibir pantai kan gak melewati pos tiket, tahu-tahu udah tembus di dalam.

Dari Pantai Sambolo 1 saya menyusuri bibir pantai Anyer yang berhadapan langsung dengan Selat Sunda. disini saya berhasil melintasi Pantai Panjang, Pantai Layung hingga Pondok Tubagus.
Sampai pondok Tubagus saya memutuskan pindah channel perjalanan melalui jalan Raya Anyer lagi. untuk bisa keluar ke jalan Raya Anyer sempat bingung juga mesti lewat mana? untungnya ada gang sempit yang bisa dilalui.
Taraaa... saya kembali lagi ke Jalan Raya Anyer, dan perjalanan pun tetap saya lanjutkan dengan jalan kaki.  itung-itung sambil olahraga, soalnya sudah lamaaa sekali saya tidak pernah melakukan aktifitas perjalanan yang menyenangkan seperti ini.
Sambil jalan kaki seperti orang hilang, saya melewati depan Hotel Marbella yang indah, dan juga Jayakarta Villa yang tampak begitu megah.
Namun berjalan di jalan Raya rasanya sungguh panas sekali, lebih-lebih matahari terik seperti saat ini, oleh karena itu saya memutuskan untuk mencari gang yang bisa tembus menuju bibir pantai lagi.

Tak seberapa lama kemudian saya menemukan ada sebuah gang, tanpa pikir panjang dan tanpa menggunakan rumus matematika yang rumit saya langsung memutuskan masuk gang tersebut. Sungguh diluar perkiraan saya, ternyata gang tersebut adalah pintu masuk sebuah Cottage, jadilah saya bengong cengar-cengir di dalam Cottage.

Dengan bermodalkan rasa malu yang tipis saya memutuskan masuk wilayah Cottage tersebut hingga tembus belakang. untungnya jalan yang saya cari-cari ketemu juga, yaitu bibir pantai Anyer. Cottage tadi namanya Bandulu Sport Center yang menyediakan tempat Resort dan watersport.

Perjalanan panjang yang saya lalui dengan berjalan kaki ternyata tidak membuat saya kapok, justru saya jadi tertantang untuk melakukan perjalanan lebih jauh lagi dan jauh lagi untuk menaklukkan spot-spot pantai wisata di sepanjang jalan raya Anyer.

Hari semakin siang, setelah menemukan kembali jalan ke bibir pantai, saya lalu melanjutkan perjalanan kembali, adapun tujuan berikutnya adalah pantai Pasir Putih Sirih.. di Pantai ini saya benar-benar terperangah dengan jumlah pengunjung yang begitu membludak. dari spot-spot pantai yang sudah saya kunjungi rupanya pantai ini yang jumlah pengunjung sangat banyak.  langsung aja saya gabung dengan para pengunjung-pengunjung pantai lainnya seolah-olah saya sudah kenal mereka belasan tahun lamanya, padahalnya namanya siapa aja, satupun saya tidak mengetahui.


Dari Pantai Pasir putih Sirih saya ingin keluar ke Jalan Raya. kebetulan ada jalan yang sangat lebar, bahkan  saking lebarnya banyak sekali Bis dan mobil-mobil yang terparkir di situ. ujung jalan itu bercabang dua, ke kiri dan ke kanan.
Dengan rasa percaya diri yang sangat tinggi seolah-olah seperti petinju pemegang sabuk kelas berat mau bertarung dengan seorang petinju kelas bulu, saya memilih jalan yang bercabang ke kanan. sebab kanan identik dengan kebaikan dan kiri identik dengan keburukan.
tapi sayang sekali tebakan saya meleset jauh. sangat-sangat jauh!!! sebab jalan yang saya pilih tiba-tiba berakhir di sebuah dapur rumah. untung saja waktu itu tidak ada yang meneriaki "Maling maling..." kalo gak bisa-bisa benjut saya,

Setelah bisa melewati Pantai Pasir putih Sirih, perjalanan saya selanjutnya melewati Pantai Saung, Pantai Cibeureum, Pantai Palem Cibeureum.


Setelah dirasa lelah dan tak kuat berjalan kaki lagi, saya memutuskan untuk naik angkot menuju pantai Karang Bolong.
Dari atas angkot menuju pantai karang bolong saya melintasi beberapa spot pantai sepanjang jl raya anyer, antara lain Pantai Karang Kitri,Pantai Kelapa Gading, Pantai Pasir Putih Metropolitan,Pantai Pasir Putih Fulorida Indah,Pantai Batu Saung,Pantai Pasir Putih Adem, Pantai Cawis,dan Pantai Adem.


Sesampainya di Pantai Karang Bolong saya mendapati Pantai dengan pemandangan yang sangat-sangat  bagus dan ramai sekali pengunjung, saya merekomendasikan pantai ini buat para pelancong-pelancong yang berlibur ke pantai Anyer. sebab saya rasa pergi ke Anyer tanpa mengunjungi pantai Karang Bolong rasa-rasanya kurang afdol.
Setelah puas menikmati Pantai Karang Bolong yang indah saya memutuskan untuk pulang, namun sebelum pulang saya masih menyempatkan mampir memanjat mercusuar Cikone untuk melihat pemandangan Pantai anyer dari atas Mercusuar.


DAN INILAH PETA SPOT SPOT WISATA DI SEPANJANG PANTAI ANYER YANG BERHASIL DIGAMBAR OLEH SANG PETUALANG GEMBEL.....





Minggu, 13 April 2014

KALI KONTO, WADUK SELOREJO,PLTA SELOREJO, PLTA MENDALAN, PLTA SIMAN DAN LAHAR GUNUNG KELUD



Jika sungai Brantas alirannya mampu dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air, yaitu PLTA Sengguruh dan  PLTA Sutami  (di kab Malang), kemudian  PLTA Wlingi dan  PLTA Lodoyo (di kab Blitar), demikian juga aliran Kali Konto  juga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air, yang meliputi PLTA Selorejo, PLTA Mendalan dan plta Siman, ketiga-tiganya berada di wilayah kabupaten Malang. Bahkan PLTA Mendalan dan PLTA Siman termasuk  salah satu  PLTA tertua di Indonesia yang proses pembangunannya  terjadi pada saat pendudukan penjajahan Belanda , PLTA ini telah berjasa malang melintang memasok  energy listrik untuk kebutuhan pasokan listrik  di Tanah Air, bahkan menjadi saksi sejarah perebutan – perebutan wilayah kekuasaan  kala masa perjuangan kemerdekaan.

Bersumber dari mata air Gunung  Anjasmoro dan Gunung Argowayan, aliran sungai Konto mengalir dari daerah Batu  turun ke wilayah daerah Pujon, kemudian aliran Kali Konto melanjutkan rute perjalanannya menuju  daerah Ngantang,  Sesampainya di Ngantang aliran kali Konto dibendung  pada suatu waduk  yang dikenal dengan nama waduk selorejo, dan Waduk ini merupakan destinasi tempat wisata di kab Malang. jika kita  kebetulan melintasi jalur Malang-Kediri via Ngantang kita akan melihat aliran sungai yang berada di sebelah jalan raya, itulah kali konto.

 kita juga bisa melihat waduk selorejo dari jalan raya  tepatnya saat melintasi gardu pandang jalan raya Ngantang.

Di waduk Selorejo ini Kali konto mendapatkan asupan aliran dari dua anak sungainya yaitu sungai Kwayangan dan sungai Pinjal, ke dua sungai ini bergabung menjadi satu dengan Kalikonto di waduk Selorejo.
Setelah parkir nyaman di Waduk Selorejo, selanjutnya aliran  Kali Konto berbagi tugas, sebagian besar aliran dimanfaatkan  sebagai penggerak Pembangkit Listrik, sebagian yang lain  melanjutkan misi perjalanannya untuk memberi  kesuburan kepada lahan-lahan pertanian sepanjang  wilayah yang dilaluinya.
Aliran kali Konto tersebut  melanjutkan kembali trayek perjalanannya menembus belantara aliran Klangon berturut-turut menuju  wilayah Mendalan hingga akhirnya transit lagi di DAM Suplesi.
Dari waduk Selorejo sampai Dam Suplesi ini Kali Konto memperoleh tambahan asupan gizi aliran lagi dari ketiga anak sungainya, yaitu sungai Namba’an, sungai Nogo dan sungai Sambong, sungai-sungai ini bagian hulunya berasal dari Gunung kelud, jadi pada saat terjadi letusan gunung Kelud kemudian  muncul lahar dingin  gunung Kelud yang memporak porandakan lahan pertanian dan sarana  insfratruktur, pelaku utama sebenarnya ya anak sungai Konto ini, meskipun demikian yang menanggung namanya tetaplah induk sungainya yaitu Kali Konto. Kiranya tak salah paribahasa Jawa yang mengatakan "Anak polah Bapak Kepradah" yang lebih kurang artinya apapun tindakan yang dilakukan sang anak, imbasnya tetap orang tua yang menanggung.

Sampai DAM Suplesi aliran kali Konto berbagi tugas lagi, sebagian aliran masuk ke KTH PLTA Siman untuk tambahan injeksi debit air guna memutarkan Turbin PLTA Siman, sebagian lainnya melanjutkan alirannya menyusuri sungai menuju wilayah  desa Pondok Agung  kab  Malang kemudian menuju  kec  Kandangan kab Kediri, hingga akhirnya  bermuara ke Induk Sungainya Yaitu sungai Brantas di wilayah Jombang.

Demikian tadi aliran Kali Konto dari waduk Selorejo yang  mengalir ke sungai, Adapun aliran kali Konto dari Waduk Selorejo yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik prosesnya sebagai berikut.

Dari Waduk Selorejo air dialirkan melalui pipa pesat  dengan debit sebesar  lebih kurang 14.5 m3 guna memutar Turbin PLTA Selorejo, adapun daya yang mampu dihasilkan PLTA Selorejo sebesar 4,48 MegaWatt, dan beroperasi sepanjang tahun.
Setelah memutar turbin PLTA Selorejo Aliran air bergerak menuju Taillrace PLTA Selorejo.
Di Taillrace PLTA Selorejo ini ada pembagian aliran dikarenakan kapasitas pipa yang menuju kolam tando harian (KTH) mendalan kapasitasnya terbatas sekitar lebih kurang 9.25 m3, sehingga sisanya dibuang ke Sungai Konto (rutenya seperti yang dijelaskan diatas). sedangkan yang dimanfaaatkan untuk pembangkit listrik bergerak  berbondong-bondong mengalir menuju Kolam Penampungan PLTA Mendalan atau yang biasa disebut Sekuli. di sini aliran air berkumpul secara berjamaah guna menggalang kekuatan energi potensial agar tercapai elevasi operasi yang diharapkan untuk memutar turbin PLTA Mendalan. 

Tanpa kenal lelah dan tanpa kenal pamrih aliran air selanjutnya melakukan perjalanan extrem dengan melewati saluran pipa Drug Tunnel kemudian melewati pipa Penstock PLTA Mendalan yang terkenal sangat curam dan terjal, dan dengan ihlas aliran air bahu membahu menabrakan dirinya pada runner plta Mendalan yang berjenis Francis Horisontal demi bangkitnya daya listrik sebesar 3x5.8 MW, ditambah 1x5.6 MW.

Lelah memutar turbin PLTA Mendalan, aliran air istirahat sejenak di kolam penampungan KTH PLTA Siman yang bersih dan terawat, yang mana sedimennya setiap tahun selalu dibersihkan dengan teratur dan tepat waktu. (untuk yang satu ini si penulis agak promosi, mentang-mentang setiap tahun  selalu terlibat dalam pembersihan Kolam KTH). Di kolam KTH ini aliran air mendapat tambahan amunisi aliran yang berasal dari Kolam Suplesi, koalisi aliran ini dimaksutkan untuk bersama-sama menyerang turbin PLTA Siman sehingga mampu beroperasi dan menghasilkan daya sebesar 3x3.6 MW.

Mungkin setelah ini sang Air akan merasa lega, sebab selanjutnya dalam perjalanannya  ia tidak akan mengalami penyiksaan berputar-putar pada pusaran centrifugal Runner, atau meluncur menukik dengan ketinggian yang amat terjal dan tinggi, belum lagi kalau resiko tiba-tiba tergencet mainvalve yang sewaktu-waktu bisa saja ditutup secara tiba-tiba akibat shutdown unit pembangkit, hal ini dikarenakan PLTA Siman merupakan rangkaian pembangkit terakhir yang memanfaatkan aliran Kalikonto.

Setelah berjasa turut andil dalam menggerakkan pembangkit Listrik PLTA Siman, aliran air selanjutnya bertamasya menuju waduk irigasi siman, di waduk siman ini air bisa sedikit bergaya dikarenakan banyak sorot mata yang melakukan liburan alternatif atau sekedar mengisi waktu senggang terutama pada hari minggu dan hari libur lainnya  memandang dan mengaguminya yang terkurung dalam sebuah waduk berukuran sedang  yang dirias dengan rindangnya pepohonan yang bisa memberi kesan indah nan elok.

Dari waduk Siman aliran air kemudian dimanfaatkan untuk sarana irigasi wilayah kabupaten Malang (sisi barat), Jombang dan Kediri.