Jumat, 30 Agustus 2013

TEKNIK INDUSTRI, REKAYASA NILAI

Rekayasa Nilai, Definisi Rekayasa Nilai, sejarah Rekayasa Nilai, Rencana Kerja Rekayasa Nilai, Teknik Industri...
Jadi inget waktu Kuliah Dulu hehe...:),  sekedar me refresh pelajaran mata kuliah dulu, biar otak gak bebal-bebal amat. and biar duit yg uda dikeluarin buat Kuliah dulu ada manfaatnya, ya minimal paham tentang pelajaran kuliah. gak paham semuanya ya dikit2 juga gak pa2, hehe.. ngeles.menari
 okey langsung aja tancap gas..



Sejarah Rekayasa nilai

Istilah value engineering dan value management walaupun sering diartikan sama, tetepi sebenarnya ada sedikit perbedaan. Untuk memahami pengertian kedua istilah tersebut, kita mesti melihat kembali sejarah awal mulanya metode ini.
Brian R. Norton dan William C. McElligot dalam bukunya “Value Managemen in Contruction” menjelaskan bahwa sejarah awal mula metode value managemen berasal dari perusahaan General Electric ketika terjadi perang dunia ke-2 pada waktu itu, akibat perang, perusahaan kekurangan stock material dan perusahaan dituntut untuk dapat mencari bahan penggantinya untuk menghasilkan produk mereka. Mr, Larry Miles, seorang insinyur elektrik  di divisi pengadaan general elektrik menemukan bahwa untuk menghasilkan produk yang sama dengan kualitas yang sama, ternyata bisa digunakan material lain yang lebih murah. Untuk mendapatkan material alternatif yang lebih murah ini, Mr.Miles menganalisis fungsi setiap material dan ternyata ada material-material yangvmempunyai fungsi sama tetapi harganya berbeda. Fungsi material adalah nilai ( Value) material tersebut.
Berdasarkan hasil pemikirannya tentang analisis fungsi tersebut, pada tahun 1974 Mr.Miles mengembangkan suatu produk yang disebut sebagai value analysis.
Pada tahun 1954, metode value analysis diterapkan di Navy Bureau of Ship (NBS) Amerika, sementara General Elektrik menerapkan metode value analysis pada produk yang sudah ada, NBS menerapkan metode analisis fungsi ini pada tahap mendesain suatu produk ( engineering stage), dengan kata lain analisis fungsi dilakukan ketika produk belum eksi. Metode ini kemudian dikenal sebagai value engineering.
Value engineering terus berkembang penggunaannya ke segala sektor, sehingga pada tahun 1958 terbentuklah asosiasi praktisi value engineering yang diberi nama SAVE ( SOSIETY OF AMERICAN VALUE ENGINEERS).
Pada awal tahun 1960-an, value engineering mulai diaplikasikan pada indutri kontruksi. Ketika itu para kontraktor dituntut untuk menurunkan biaya proyek tanpa mengurangi kualitas dan fungsi produk kontruksinya. Untuk mengatasi hal tersebut, para kontraktor dan kliennya mulai mengaplikasiakan value engineering ketika mendesain produk kontruksi.
Dekade berikutnya, banyak organisasi atau institusi yang menerapkan metode value engineering pada tahap awal suatu perencanaan sebuah produk atau jasa yang kemudian dikenal sebagai value planning.
Setelah value planning, value engineering dan value analisis, lahirlah istilah value management, dimana value planning dilakukan pada tahap awal perencanaan, value engineering dilakukan pada tahap awal mendesain, value analisis dilakukan setelah produk eksis dan value management merupakan istilah yang dapat digunakan untuk ketiga metode tersebut. Untuk selanjutnya penulis dalam tulisan ini menggunakan istilah value engineering karena analisis fungsi yang dilakukan ada tahap pembuatan gambar desain.
Walaupun pada akhirnya dapat mengurangi biaya, tetapi tujuan sebenarnya metode value management adalah untuk mendapatkan nilai manfaat atau hasil maksimal suatu produk atau jasa dari anggaran yang sudah disediakan atau untukmendapatkan the value for money.


 Definisi rekayasa nilai

Terdapat beberapa devinisi tentang rekayasa nilai antara lain :

2.2.1 Menurut lawrence D.Miles
Rekayasa nilai adalah suatu pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematik dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan.
2.2.2 Menurut Sosiety of America Value Engineering
Rekayasa nilai adalah suatu teknik yang diterapkan secara sistematis untuk menentukan suatu fungsi produk dan jasa, menentukan moneter dan fungsi tersebut serta memenuhinya dengan total biaya minimum.

2.2.3 Menurut Zimmermand dan Heart
Rekayasa nilai adalah suatu teknik manajemen yang menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, keandalan dan penampilan dari suatu sistem atau produk.
2.2.4 Menurut Heller
Rekayasa nilai adalah penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda atau jasa dengan memberi nilai terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total minimum.
Dari definisi diatas terlihat bahwa rekayasa nilai menggunakan suatu pendekatan sistematis untuk mendefinisikan fungsi-fungsi yang diinginkan dalam merancang sistem, produk atau jasa, mengukur performansi yang dihasilkan akan sama atau mendekati performansi yang diinginkan pemakai dengan pertimbangan biaya yang optimal.

 Rencana Kerja Rekayasa Nilai
Rencana kerja rekayasa nilai merupakan kerangka dimana teknik-teknik rekayasa nilai saling terkait satu sama lain. Keterkaitan ini dapat dikelompokkan beberapa tahap, dimana pada masing-masing tahap dapat diterapkan teknik-teknik yang berbeda secara fleksibel sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Agar proses perencanaan rekayasa nilai lebih efisien, maka suati tahap dapat saja diulangi beberapa kali sampai didapatkan hasil yang diingginkan.
Rencana kerja rekayasa nilai terdiri atas lima tahap yaitu standart five phase job plan yang terdiri dari
1.    Tahap informasi ( informasi phase)
2.    Tahap kreatifitas (creative phase)
3.    Tahap analisis ( judgement phase)
4.    Tahap pengembangan (development phase)
5.    Tahap rekomendasi ( recommendation phase)
Yang masing-masing tahap memiliki tujuan tersendiri, akan tetapi walaupun terpisah dalam lima langkah yang berbeda, masing-masing tahap ini saling berkaitan dan tidak menuntut kemungkinan jika telah sampai pada suatu tahap diperlukan untuk kembali ke tahap sebelumnya.
2.3.1 Tahap informasi
Tujuan tahap ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan pengetahuan tentang rancangan produk, seperti :
a.    Asumsi-asumsi rancangan,
b.    Batasan- batasan produk,
c.    Kepekaan-kepekaan terhadap biaya,
d.    Pengoperasian produk
Kualitas dan kelengkapan informasi yang disediakan oleh pemakai dan perancang secara langsungmempengaruhi kualitas kajian nilai. Informasi yang diperlukan untuk kajian nilai yang berbeda untuk setiap produk, namun secara umum dapat ditulis antara lain :
a.    Kriteria rancangan (kebutuhan pemakai)
b.    Elemen- elemen rancangan
c.    Batasan – batasan yang telah ditetapkan pada produk
d.    Perhitungan-perhitungan rancangan
e.    Orang yang dapat dihubungi untuk mendapatkan informasi
f.     Buku-buku atau referensi yang digunakan sebagai informasi
g.    Fungsi yang dibutuhkan
h.    Kriteria-kriteria yang dipakaiuntung menghitung kinerja
Teknik-teknik yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.    Sederhana
b.    Waktu pelaksanaan singkat
c.    Waktu mempelajari singkat
d.    Informasi banyak dan luas






Senin, 26 Agustus 2013

KALI KONTO (PEMELIHARAAN SUPLESI KTH PLTA SIMAN bag 2)



A.PEMELIHARAAN UP STREAM
Sesuai namanya Upstream loksainya berada di atas kolam Downstream, adapun pemeliharaan yang dilakukan yaitu pengerukan sedimen, proses pemeliharaannya yaitu langsung mendatangkan motor keruk yang berfungsi mengeruk sedimen untuk kemudian dinaikkan ke truk-truk pengangkutan.
Eksekutor pekerjaan: Perum Jasa Tirta (2013).











B. PEMELIHARAAN DOWN STREAM
Berbentuk Dam sebagai penampungan air sebelum dialirkan ke kolam Suplesi.
Adapun pemeliharaan yang dilakukan meliputi:
1.       Pembersihan area downstream
2.       Perawatan kesehatan pintu drainage downstream
3.       Pembersihan/ pengurasan sedimen.
    




C. PEMELIHARAAN KOLAM PENAMPUNGAN SUPLESI
Kolam yang berfungsi untuk memberi tambahan debit air pada Kolam tando Harian PLTA Siman.
Pemeliharaan kolam penampungan suplesi meliputi:
1.       Pembersihan area kolam penampungan
2.       Perawatan  kesehatan pintu drainage
3.       Pembersihan sampah trasrack
4.       Pembersihan /Pengurasan sedimen.
Eksekutor pekerjaan: PT Pembangkitan Jawa Bali PLTA Siman (2013)