Jika sungai Brantas alirannya mampu dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga air, yaitu PLTA Sengguruh dan PLTA Sutami
(di kab Malang), kemudian PLTA Wlingi dan PLTA Lodoyo (di kab Blitar), demikian juga
aliran Kali Konto juga bisa dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik tenaga air, yang meliputi PLTA Selorejo, PLTA
Mendalan dan plta Siman, ketiga-tiganya berada di wilayah kabupaten Malang. Bahkan PLTA Mendalan dan PLTA Siman termasuk
salah satu PLTA tertua di
Indonesia yang proses pembangunannya terjadi pada saat pendudukan penjajahan Belanda
, PLTA ini telah berjasa malang melintang memasok energy listrik untuk kebutuhan pasokan listrik
di Tanah Air, bahkan menjadi saksi sejarah
perebutan – perebutan wilayah kekuasaan kala masa perjuangan kemerdekaan.
Bersumber dari mata air Gunung Anjasmoro dan Gunung Argowayan, aliran sungai
Konto mengalir dari daerah Batu turun ke
wilayah daerah Pujon, kemudian aliran Kali Konto melanjutkan rute perjalanannya
menuju daerah Ngantang, Sesampainya di Ngantang aliran kali Konto dibendung pada suatu waduk yang dikenal dengan nama waduk selorejo, dan Waduk
ini merupakan destinasi tempat wisata di kab Malang. jika kita kebetulan melintasi jalur Malang-Kediri via
Ngantang kita akan melihat aliran sungai yang berada di sebelah jalan raya,
itulah kali konto.
kita juga bisa melihat waduk selorejo dari jalan raya tepatnya saat melintasi gardu pandang jalan raya Ngantang.
kita juga bisa melihat waduk selorejo dari jalan raya tepatnya saat melintasi gardu pandang jalan raya Ngantang.
Di waduk Selorejo ini Kali konto mendapatkan asupan aliran dari dua anak sungainya yaitu sungai Kwayangan dan sungai Pinjal, ke dua sungai ini bergabung menjadi satu dengan Kalikonto di waduk Selorejo.
Setelah parkir nyaman di Waduk Selorejo, selanjutnya aliran Kali Konto berbagi tugas, sebagian besar aliran dimanfaatkan
sebagai penggerak Pembangkit Listrik, sebagian
yang lain melanjutkan misi perjalanannya untuk
memberi kesuburan kepada lahan-lahan
pertanian sepanjang wilayah yang
dilaluinya.
Aliran kali Konto tersebut melanjutkan
kembali trayek perjalanannya menembus belantara aliran Klangon berturut-turut
menuju wilayah Mendalan hingga akhirnya
transit lagi di DAM Suplesi.
Dari waduk Selorejo sampai Dam Suplesi ini Kali Konto
memperoleh tambahan asupan gizi aliran lagi dari ketiga anak sungainya, yaitu sungai
Namba’an, sungai Nogo dan sungai Sambong, sungai-sungai ini bagian hulunya
berasal dari Gunung kelud, jadi pada saat terjadi letusan gunung Kelud
kemudian muncul lahar dingin gunung Kelud yang memporak porandakan lahan pertanian dan
sarana insfratruktur, pelaku utama
sebenarnya ya anak sungai Konto ini, meskipun demikian yang menanggung
namanya tetaplah induk sungainya yaitu Kali Konto. Kiranya tak salah paribahasa Jawa yang mengatakan "Anak polah Bapak Kepradah" yang lebih kurang artinya apapun tindakan yang dilakukan sang anak, imbasnya tetap orang tua yang menanggung.
Sampai DAM Suplesi aliran kali Konto berbagi tugas lagi,
sebagian aliran masuk ke KTH PLTA Siman untuk tambahan injeksi debit air guna
memutarkan Turbin PLTA Siman, sebagian lainnya melanjutkan alirannya menyusuri sungai menuju wilayah desa Pondok
Agung kab Malang kemudian menuju kec Kandangan kab Kediri, hingga akhirnya bermuara ke Induk Sungainya Yaitu sungai
Brantas di wilayah Jombang.
Demikian tadi aliran Kali Konto dari waduk Selorejo yang mengalir ke sungai, Adapun aliran
kali Konto dari Waduk Selorejo yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
prosesnya sebagai berikut.
Dari Waduk Selorejo air dialirkan melalui pipa pesat dengan debit sebesar lebih kurang 14.5 m3 guna memutar Turbin PLTA Selorejo, adapun daya
yang mampu dihasilkan PLTA Selorejo sebesar 4,48 MegaWatt, dan beroperasi sepanjang tahun.
Setelah memutar turbin PLTA Selorejo Aliran air bergerak menuju Taillrace PLTA Selorejo.
Di Taillrace PLTA Selorejo ini ada pembagian aliran dikarenakan kapasitas pipa yang menuju kolam tando harian (KTH) mendalan kapasitasnya terbatas sekitar lebih kurang 9.25 m3, sehingga sisanya dibuang ke Sungai Konto (rutenya seperti yang dijelaskan diatas). sedangkan yang dimanfaaatkan untuk pembangkit listrik bergerak berbondong-bondong mengalir menuju Kolam Penampungan PLTA Mendalan atau yang biasa disebut Sekuli. di sini aliran air berkumpul secara berjamaah guna menggalang kekuatan energi potensial agar tercapai elevasi operasi yang diharapkan untuk memutar turbin PLTA Mendalan.
Setelah memutar turbin PLTA Selorejo Aliran air bergerak menuju Taillrace PLTA Selorejo.
Di Taillrace PLTA Selorejo ini ada pembagian aliran dikarenakan kapasitas pipa yang menuju kolam tando harian (KTH) mendalan kapasitasnya terbatas sekitar lebih kurang 9.25 m3, sehingga sisanya dibuang ke Sungai Konto (rutenya seperti yang dijelaskan diatas). sedangkan yang dimanfaaatkan untuk pembangkit listrik bergerak berbondong-bondong mengalir menuju Kolam Penampungan PLTA Mendalan atau yang biasa disebut Sekuli. di sini aliran air berkumpul secara berjamaah guna menggalang kekuatan energi potensial agar tercapai elevasi operasi yang diharapkan untuk memutar turbin PLTA Mendalan.
Tanpa kenal lelah dan tanpa kenal pamrih aliran air selanjutnya melakukan perjalanan extrem dengan melewati saluran pipa Drug Tunnel kemudian melewati pipa Penstock PLTA Mendalan yang terkenal sangat curam dan terjal, dan dengan ihlas aliran air bahu membahu menabrakan dirinya pada runner plta Mendalan yang berjenis Francis Horisontal demi bangkitnya daya listrik sebesar 3x5.8 MW, ditambah 1x5.6 MW.
Lelah memutar turbin PLTA Mendalan, aliran air istirahat sejenak di kolam penampungan KTH PLTA Siman yang bersih dan terawat, yang mana sedimennya setiap tahun selalu dibersihkan dengan teratur dan tepat waktu. (untuk yang satu ini si penulis agak promosi, mentang-mentang setiap tahun selalu terlibat dalam pembersihan Kolam KTH). Di kolam KTH ini aliran air mendapat tambahan amunisi aliran yang berasal dari Kolam Suplesi, koalisi aliran ini dimaksutkan untuk bersama-sama menyerang turbin PLTA Siman sehingga mampu beroperasi dan menghasilkan daya sebesar 3x3.6 MW.
Mungkin setelah ini sang Air akan merasa lega, sebab selanjutnya dalam perjalanannya ia tidak akan mengalami penyiksaan berputar-putar pada pusaran centrifugal Runner, atau meluncur menukik dengan ketinggian yang amat terjal dan tinggi, belum lagi kalau resiko tiba-tiba tergencet mainvalve yang sewaktu-waktu bisa saja ditutup secara tiba-tiba akibat shutdown unit pembangkit, hal ini dikarenakan PLTA Siman merupakan rangkaian pembangkit terakhir yang memanfaatkan aliran Kalikonto.
Setelah berjasa turut andil dalam menggerakkan pembangkit Listrik PLTA Siman, aliran air selanjutnya bertamasya menuju waduk irigasi siman, di waduk siman ini air bisa sedikit bergaya dikarenakan banyak sorot mata yang melakukan liburan alternatif atau sekedar mengisi waktu senggang terutama pada hari minggu dan hari libur lainnya memandang dan mengaguminya yang terkurung dalam sebuah waduk berukuran sedang yang dirias dengan rindangnya pepohonan yang bisa memberi kesan indah nan elok.
Dari waduk Siman aliran air kemudian dimanfaatkan untuk sarana irigasi wilayah kabupaten Malang (sisi barat), Jombang dan Kediri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar